DIALOG ROSULULLAH DENGAN IBLIS
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata:
“Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar
dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para
penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku
“.
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang
menyeru itu ?”. Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui. “Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah
senantiasa melaknatnya.”
Umar bin Khattab r.a. berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku
untuk membunuhnya?” Nabi SAW berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah
engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai
waktu yang ditentukan (hari kiyamat)?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya,
karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan
dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke
tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta
sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya
seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya (masyquqatani) memanjang (terbelah
ke atas, tidak ke samping), kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar,
gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti
bibir macan/kerbau (tsur).
Dia berkata, "Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya
jamaa’atal-muslimin (salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)".
Nabi SAW menjawab: “Assamu’lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah
SWT, wahai makhluq yang terlaknat). Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan
kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".
Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku
sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa (diperintah) ."
Nabi SAW berkata: "Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai
terlaknat?".
Iblis berkata: "Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha
Agung, ia berkata kepada-ku 'Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang
kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu
kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam,
bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur
apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah SWT bersabda," Demi kemulian dan
keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar,
niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu
karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu
sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika
aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku
akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku
daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”
Rasulullah kemudian mulai bertanya: “Jika kamu jujur, beritahukanlah
kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”
Iblis menjawab: “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang
paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
Rasulullah SAW: “Siapa lagi yang kamu benci?”
Iblis: “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT.”
Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”
Iblis: “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi
penyabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari
kotoran.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang miskin (fakir) yang sabar, yang tidak menceritakan
kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”
Rasulullah: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq
sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan
orang-orang yang sabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”
Rasulullah bertanya: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat
yang halal.”
Rassulullah: Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”
Iblis: “Aku merasa panas dan gemetar.”
Rasulullah: “Kenapa, wahai terlaknat?”
Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud
saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”
Rassulullah: “Jika mereka shaum (puasa)?”
Iblis: “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”
Rasulullah: “Jika mereka menunaikan haji?”
Iblis: “Saya menjadi gila.”
Rasulullah: “Jika mereka membaca Al Qur’an?’
Iblis: “Aku meleleh seperti timah di atas api.”
Rasulullah: “Jika mereka berzakat?”
Iblis: “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan
memotongku menjadi dua.”
Rasulullah: “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”
Iblis: “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan
menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi
makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara
dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan
malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku,
bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Umar?”
Iblis: “Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari
darinya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Utsman?”
Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”
Iblis: “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu
dengannya (menukar darinya kepala dengan kepala), dan kemudian ia
meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah
melakukan hal itu.”
Rasulullah: “Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku
dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat.”
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad: “Hay-hata hay-hata .. (tidak
mungkin- tidak mungkin). Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak
mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku
masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak
melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari
mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun
yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka
beribadah, kecuali hamba yang mukhlis (ikhlas).”
Rasulullah: “Siapa yang mukhlis itu menurutmu?”
Iblis dengan panjang-lebar menjawab: “Apakah engkau
tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak
termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku
tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya
hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat)
world, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah
engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak
tahukan engkau bahwa cinta kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar. Dan bahwa
sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa
aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh
ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan
ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang
tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak
ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka
bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk
kaum yang menjauhi world (zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri
mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang
lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab
yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka
menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak
tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh
puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku
tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir (ingkar).
Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya (dalam Surah Al
Hasyr): “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan
ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu
telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal
dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia
adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah
aku adalah penasihat kamu berdua.” Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan
hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba
adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan
kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati
perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa
membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika
mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya
adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat
barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia.
Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”.
Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya,
maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu
syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku
tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah
kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan
aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh
apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa
yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku
perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam
mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika
shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ (cambuk) lalu aku angkat
kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului
imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah
akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan
jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika
ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh
tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia
bertambah rakus di world dan cinta world. Dia menjadi pendengar kami yang
setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk
meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat
hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku
katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib
atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak
ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.
(QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus
shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir.
Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan
Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka
mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana
engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu
dari Islam.
melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku
tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya
hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah
engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak
tahukan engkau bahwa cinta kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar. Dan bahwa
sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa
aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh
ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan
ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang
tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak
ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka
bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk
kaum yang menjauhi dunia (zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri
mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang
lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab
yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka
menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak
tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh
puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku
tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar].
Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al
Hasyr]: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan
ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu
telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).
Nabi berkata: “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”
Iblis: “Pemakan riba.”
Nabi: “Siapa teman kepercayaanmu (shadiq)?”
Iblis: “Pezina.”
Nabi: “Siapa teman tidurmu?”
Iblis: “Orang yang mabuk.”
Nabi: “Siapa tamumu?”
Iblis: “Pencuri.”
Nabi: “Siapa utusanmu?”
Iblis: “Tukang Sihir.”
Nabi: “Apa kesukaanmu?”
Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”
Nabi: “Siapa kekasihmu?”
Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
Nabi: “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”
Iblis: “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”
Nabi: “Apa yang melelehkan badanmu?”
Iblis: “Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat.”
Nabi: “Apa yang menggosongkan (membuat panas) hatimu?”
Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam.
Nabi: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”
Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi.”
Nabi: “Apa yang membutakan matamu?”
Iblis: “Shalat diwaktu sahur(menjelang shubuh).”
Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?”
Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah.”
Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”
Iblis: “Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara (celaka) menurutmu?”
Iblis: “Orang kikir – pelit – kedekut.”
Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu (menyibukkanmu)?”
Iblis: “Majlis-majlis ulama.”
Nabi: “Bagaimana kamu makan?”
Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”
Nabi: “Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”
Iblis: “Di balik kuku-kuku manusia.”
Nabi: “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”
Iblis: “Sepuluh perkara.”
Nabi: “Apa sajakah itu, wahai terlaknat?”
Iblis: “Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri
Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam
kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah: “Dan hasutlah siapa yang kamu
sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya
juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang
tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap
orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika
bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik
kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya
adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah: ” ……., dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya memohon
kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon
agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya
punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan,
maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat
tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya
punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi
teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman
dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan
adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat: “Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. 17:27)
Rasulullah berkata: “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung
oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”
Lalu Iblis meneruskan: “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya
bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian
Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku
dapat berjalan ke manapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun.
Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku:
“Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang
dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak
daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku
sampai hari kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga
seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak
karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya
tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia
sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan
dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap
ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya
anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang
yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan
khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat
mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak
akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di
pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana
mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu
kemudian berkata kepadanya, ‘keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan
tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan
tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak
dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir
manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang
yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak
memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah
seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak
dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah
[argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah
menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang
celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia
oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang
yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud: “Jikalau Rabbmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka
jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. 11:119)
dilanjutkan dengan: “Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang
telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai
sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah
itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,” (QS. 33:38)”.
Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis: “Wahai Abu Murrah (Iblis),
apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya
akan menjaminmu masuk surga.”
Ia iblis menjawab: “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan
Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat
nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan
Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan
khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini
adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang
sejujurnya”.
Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir,
dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan
kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta
para Utusan dan Para Nabi.
Akan tetapi ketika saya mencari tahu tentang kebenaran hadist ini ada salah satu web yang berargumen kalau dialog tersebut adalah palsu.
"Dialog Nabi Dengan Iblis Itu, Ternyata PALSU Semata!"
Apakah anda pernah, membaca tulisan
dengan judul "Dialog Nabi/Rasulullah dengan Iblis"??
Tulisan tersebut, sudah beredar kemana-mana --saya kira--, dan untuk hari ini, saya membacanya kembali di media sebelah. Menilik isinya (seolah) bermanfaat. Banyak respon yang menyatakan dengan membaca dialog tersebut, kemudian tak segan untuk mengapresiasinya dengan kalimat: bermanfaat! Sayangnya, seperti yang sudah-sudah, tulisan tersebut diposting, tanpa menyertakan satu dalil pun. Darimana kisah tersebut diambil, siapa yang meriwayatkannya, dan bagaimana derajatnya, shahihkah, dhoifkah atau bahkan palsu! Sudah barang tentu ini terkait dengan larangan Nabi sendiri, yang memperingatkan kita semua, untuk tidak mengatasnamakan beliau dalam perkataan jikalau tak sah perkataan tersebut, sebagaimana kutipan hadist berikut ini: Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: “Barangsiapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka.” (HR Bukhari Muslim) Sungguh suatu ancaman yang dahsyat, jikalau ummat ini menyadarinya. Lantas, bagaimanakah kedudukan kisah dialog antara Nabi dan Iblis tersebut? Berikut adalah penjelasannya, saya kutipkan dari tulisan yang berjudul [Hadits Palsu]: Dialog Rasulullah dengan Iblis (sila diklik untuk lebih lengkapnya). A. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ketika beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya: “Ini hadits dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab shahih, sunan ataupun musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350) B. Fatwa Syekh Abdurrahman as-Suhaimi (Ulama Masjid Nabawi dan Dosen Universitas Islam Madinah): Ini dusta yang nyata! Ini hadits maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya hadits ini dan menjelaskan dustanya. Di antara tanda-tanda dusta yang nyata adalah: Menyebutkan (sumpah dengan talak!) hal ini tidak pernah dikenal di antara para shahabat radhiallahu anhum
Saya juga ingat di sebagian
riwayat-riwayat dusta ini bahwa mereka berkata sesungguhnya Nabi menawarkan
kepada Iblis taubat agar beliau memberinya syafaat nanti di sisi Allah! Ini
dusta yang paling besar. Sesungguhnya Allah telah berfirman dan firman-Nya
adalah benar, berjanji dan janji-Nya tidak mungkin diingkari dan tidak pernah
diganti keputusannya. Dia telah menjanjikan Iblis untuk berusia hingga hari
kiamat. Dia telah memberitahukan bahwa Iblis itu terlaknat dan akan masuk
Jahannam, kelak Iblis akan menyampaikan khutbahnya di hadapan para pengikutnya
di Jahannam dan seterusnya…Bagaimana kemudian dia ditawari taubat?! Karena
diterimanya taubat dan pemberian syafaat baginya artinya membuang semua hal
yang disampaikan Allah dalam firman-Nya tersebut di atas.
Maka, berhati-hatilah bagi yang menyebarkan kedustaan nyata seperti ini. Setiap hadits yang berisi hal seperti ini dan sepanjang ini, maka telah menyebabkan keraguan, tidak boleh diterima hingga diperiksa. Nasehat bagi yang sering membuka internet agar jangan terlalu cepat menyebarkan kedustaan-kedustaan dan hadits-hadits pendongeng seperti ini. Tapi tanyakan dulu kepada ahli ilmu. Dan bahaya sekali menyebarkan hadits dusta, karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan bergabung dalam dusta dengan yang membuatnya. Telah diingatkan dengan keras dalam hadits mutawatir dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya: dusta atas namaku tidak seperti dusta atas nama salah seorang di antara kalian, siapa yang dusta atas namaku dengan sengaja maka tempatnya di neraka. Dan dalam sabda Nabi yang lain: “Jangan berdusta atas namaku, sesungguhnya yang berdusta atas namaku akan masuk neraka.” Wallahu ta’ala a’lam C. Fatwa dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih: Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabatnya. Amma ba’du: ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Wallahu ta’ala a’lam Demikianlah keterangan para ulama mengenai dialog antara Nabi dengan Iblis itu, yang ternyata sumbernya adalah kedustaan semata. Jadi meski banyak yang mengatakan mendapatkan hikmah ketika membacanya, atau menjadi terharu, atau menjadi lebih khusyu' setelah membacanya, maka ini adalah talbis iblis, tipudaya iblis semata. Jikalau dialog itu adalah sesuatu yang penting bagi ummat, logikanya hal tersebut PASTI sudah disampaikan oleh Nabi kepada kita melalui para Sahabatnya, ridwanullah alaihim ajmain." |
0 komentar:
Posting Komentar